SAIS, ROIS, DAN KISS
: Muhammad Rois Rinaldi
Karya: Dimas Arika Mihardja
SAIS mengendalikan laju kuda
membelah dada kota, kataku
sederhana saja: jadilah sais
bagi kesejatianmu, bersendiri
lari di kedalamaan ruang puisi
ROIS mirip dengan sais, pepimpin
arah langkah, mengusung gelisah
yang buncah. kataku sederhana saja
hanya kata-kata lepas dariruas jemari
meninggi!
KISS hanyalah kecupan ringan
di kedalaman peluk kehangatan, kataku
sederhana saja: terimalah ciuman bertubi-tubi
dari bibir puisi yang lahir dari relung hati!
Jambi, 2012
PENYAIR DAN HARI ULANG TAHUNNYA
: Muhammad Rois Rinaldi
Karya Usup Supriyadi
berakit-rakit tiada mudah rupanya mencapai bukit
berenang-renang tiada pendek rupanya jalan terbentang
"masihkah kau mengaduk-ngaduk,
wahai penyair yang begitu bir di bibirnya
tetapi tiada barbar terlihatnya?"
sungguh, bila aku tiada khilaf-bilapun khilaf, mohon
maaf-
pecah senantiasa menghantui sajak-sajak kental sebuah
amsal santan beraroma pandan.
kau dengar? aku melihat arak-arakkan pecandu hujan,
mawar,
camar, deru, debar, hingar-bingar, gelak tawa, huru-hara
akhirnya selalu bersimpuh pada haru-biru
"ah, apakah yang harus ditulis
oleh seorang penyairdi hari lahirnya selain
melahirkan puisi dengan berisi?"
(gegar menampar)
biar, biarkanlah!
usah gelisah
sebab setiap kisah
akan bertemu sudah
Bogor, 2012
Sobat Bantenku
:buat akang Rois
Karya
Onald Anold
membaca keringatmu di sisa malam
di sampah jalan kampung dan kemilau kata
antara golok cimande dan senjata nuklir
aku berharap, suaramu semakin keras
berteriak hingga semua mereka pergi !
kembali ke Ibu, sepertimu
membaca gelisahmu di ketiak dara-dara
di topeng-topeng kelamin meragu diantara
berharap, rois rois kecil memanggilmu ayah, secepatnya.
Pamulang, 08 Mei 2012
JANGAN SESATKAN SECARIK PUISI
: Muhammad Rois Rinaldi
Karya Luluk Andrayani
pada bibir malam mengukir kunang-kunang
jejalan kata tumpah ruah di altar kenang
sumpah serapah
bijak nasehat
cibir caci
sampai telinga berteriak pekak
masih sama
jalan adalah pilihan
ronta kebenaran jejak peradaban
hingga prasasti mengulang sejarah
berkisah tentang cinta
berkisah tentang haluan
berkisah tentang nyawa
semua masih tetap sama
apa yang kita takutkan
duniaakhirat
ini juga pilihan
semua pilihan
hati penentu
tiada sesat
tiada sesal
jika alif tegak di dada
Trenggalek, 8512
NAK
: Rois
Karya Yudi Damanhuri
Nak, jangan lagi kau pinta
kembali dalam rahimku
kelak kau mengerti
keindahan dalam
kesendirian
Banten, mei 2012
Comments :
Post a Comment